Mengenal 4 Jenis Majas dan Penjelasannya : Majas Perbandingan, Sindiran, Penegasan, Pertentangan
Daftar Isi [Tampil]
Ruang Pintar - Mengenal 4 Jenis Majas dan Penjelasannya. Klasifikasi Majas terbagi menjadi 4 jenis yang menaungi dari sekian banyak majas yang digunakan. Nah oleh sebab itu, kali ini secara spesifik admin akan memberikan informasi serta penjelasan dari ke empat majas tersebut.
Baca Juga Yak : Pengertian Majas
Untuk diulang kembali, majas sejatinya merupakan sebuah gaya bahasa yang digunakan lebih mengekspresikan dan juga mengakomodasi emosi dari sisi penulis baik bermakna kias maupun konotasi.
Jenis - Jenis Majas
Ada empat macam jenis majas yang menjadi kelompok besar diantaranya majas perbandingan, majas pertentangan, majas sindiran, dan juga majas penegasan. Untuk lebih jelasnya yuk mari disimak penjelasan lengkapnya dibahaw ini.
1. Majas Perbandingan
Merupakan jenis majas dengan gaya bahasa yang digunakan untuk menyandingkan atau membandingkan suatu objek dengan objek lain melalui proses penyamaan, pelebihan, ataupun penggantian. Dalam majas perbandingan, teman-teman akan menjumpai beberapa subjenisnya.Majas perbandingan masih dibagi ke dalam 9 subjenis majas, diantaranya sebagai berikut:
- Majas Alegori
Merupakan suatu majas yang menyatakan dengan cara lain, melalui kiasan atau penggambaran.
Contoh: Perjalanan hidup manusia seperti sungai yang mengalir menyusuri tebing-tebing, yang kadang-kadang sulit ditebak kedalamannya, yang rela menerima segala sampah, dan yang pada akhirnya berhenti ketika bertemu dengan laut.
- Majas Alusio
Mengungkapkan suatu hal dengan kiasan yang memiliki kesamaan dengan yang telah terjadi sebelumnya.
Contoh: Megawati berhasil menjadi Kartini modern karena menjadi presiden wanita pertama di Indonesia.
- Majas Simile
Pengungkapan dengan perbandingan eksplisit yang dinyatakan dengan kata depan dan penghubung, seperti layaknya, bagaikan, umpama, ibarat, dll.
Contoh: Kau umpama air aku bagai minyaknya, bagaikan Qais dan Laila yang dimabuk cinta berkorban apa saja.
- Majas Metafora
Gaya Bahasa yang membandingkan suatu benda dengan benda lain karena mempunyai sifat yang sama atau hampir sama.
Contoh: Cuaca mendung karena sang raja siang enggan menampakkan diri. Totok itu seperti ananta.
- Majas Antropomorfisme:
Metafora yang menggunakan kata atau bentuk lain yang berhubungan dengan manusia untuk hal yang bukan manusia.
- Majas Sinestesia
Majas yang berupa suatu ungkapan rasa dari suatu indra yang dicurahkan lewat ungkapan rasa indra lainnya.
Contoh: Dengan telaten, Ibu mengendus setiap mangga dalam keranjang dan memilih yang berbau manis. (Bau: indera penciuman, Manis: indera pengecapan)
- Majas Antonomasia
Penggunaan sifat sebagai nama diri atau nama diri lain sebagai nama jenis.
- Majas Aptronim
Pemberian nama yang cocok dengan sifat atau pekerjaan orang.
- Majas Metonimia
Pengungkapan berupa penggunaan nama untuk benda lain yang menjadi merek, ciri khas, atau atribut.
Contoh: Karena sering menghisap jarum, dia terserang penyakit paru-paru.(Rokok merek Djarum)
- Majas Hipokorisme
Penggunaan nama timangan atau kata yang dipakai untuk menunjukkan hubungan karib.
Contoh: Lama Otok hanya memandangi ikatan bunga biji mata itu, yang membuat Otok kian terkesima.
- Majas Litotes
Ungkapan berupa penurunan kualitas suatu fakta dengan tujuan merendahkan diri.
Contoh: Terimalah kado yang tidak berharga ini sebagai tanda terima kasihku.
- Majas Hiperbola
Mengungkapan yang melebih-lebihkan kenyataan sehingga kenyataan tersebut menjadi tidak masuk akal.
Contoh: Gedung-gedung perkantoran di kota-kota besar telah mencapai langit.
Pengungkapan dengan menggunakan perilaku manusia yang diberikan kepada sesuatu yang bukan manusia.
Contoh: Hembusan angin di tepi pantai membelai rambutku.
- Majas Depersonifikasi
Pengungkapan dengan membuat manusia menjadi memiliki sifat-sifat sesuatu bukan manusia.
Contoh: Hatinya telah membatu, padahal semua orang sudah berusaha menasihatinya.
- Majas Pars pro toto
Pengungkapan sebagian dari objek untuk menunjukkan keseluruhan objek.
Contoh: Sejak kemarin dia tidak kelihatan batang hidungnya.
- Majas Totem pro parte
Pengungkapan keseluruhan objek padahal yang dimaksud hanya sebagian.
Contoh: Indonesia bertanding voli melawan Thailand.
- Majas Eufimisme
Pengungkapan kata-kata yang dipandang tabu atau dirasa kasar dengan kata-kata lain yang lebih pantas atau dianggap halus. Contoh: Dimana saya bisa menemukan kamar kecilnya?
- Majas Disfemisme
Pengungkapan pernyataan tabu atau yang dirasa kurang pantas sebagaimana adanya. Contoh: Apa kabar, Roni? (Padahal, ia sedang bicara kepada bapaknya sendiri)
- Fabel
Menyatakan perilaku binatang sebagai manusia yang dapat berpikir dan bertutur kata. Contoh: Kucing itu berpikir keras, bagaimana cara terbaik untuk menyantap tikus di depannya.
- Parabel
Ungkapan pelajaran atau nilai tetapi dikiaskan atau disamarkan dalam cerita.
- Perifrasa
Ungkapan yang panjang sebagai pengganti ungkapan yang lebih pendek.
- Eponim
Menyebutkan nama seseorang yang memiliki hubungan dengan sifat tertentu yang ingin diungkapkan. Contoh: Kami berharap kau belajar yang giat agar menjadi Einstein.
- Simbolik
Melukiskan sesuatu dengan menggunakan simbol atau lambang untuk menyatakan maksud.
- Asosiasi
perbandingan terhadap dua hal yang berbeda, namun dinyatakan sama. Contoh: Masalahnya rumit, susah mencari jalan keluarnya seperti benang kusut.
2. Majas Sindiran
IroniSindiran dengan menyembunyikan fakta yang sebenarnya dan mengatakan kebalikan dari fakta tersebut. Contoh: Suaramu merdu seperti kaset kusut.
Sarkasme
Sindiran langsung dan kasar. Contoh: Kamu tidak dapat mengerjakan soal yang semudah ini? Dasar otak udang isi kepalamu!
Sinisme
Ungkapan yang bersifat mencemooh pikiran atau ide bahwa kebaikan terdapat pada manusia (lebih kasar dari ironi). Contoh: Kamu kan sudah pintar ? Mengapa harus bertanya kepadaku ?
Satire
Ungkapan yang menggunakan sarkasme, ironi, atau parodi, untuk mengecam atau menertawakan gagasan, kebiasaan, dll.
Innuendo
Sindiran yang bersifat mengecilkan fakta sesungguhnya.
3. Majas Penegasan
Apofasis:Penegasan dengan cara seolah-olah menyangkal yang ditegaskan.
Pleonasme
Menambahkan keterangan pada pernyataan yang sudah jelas atau menambahkan keterangan yang sebenarnya tidak diperlukan. Contoh: Saya naik tangga ke atas.
Repetisi
Perulangan kata, frasa, dan klausa yang sama dalam suatu kalimat. Contoh: Dia pasti akan datang, dan aku yakin, dia pasti akan datang ke sini.
Pararima
Pengulangan konsonan awal dan akhir dalam kata atau bagian kata yang berlainan.
Aliterasi
Repetisi konsonan pada awal kata secara berurutan. Contoh: Dengar daku. Dadaku disapu.
Paralelisme
Pengungkapan dengan menggunakan kata, frasa, atau klausa yang sejajar.
Tautologi
Pengulangan kata dengan menggunakan sinonimnya.
Sigmatisme:
Pengulangan bunyi "s" untuk efek tertentu. Contoh: Kutulis surat ini kala hujan gerimis. (Salah satu kutipan puisi W.S. Rendra)
Antanaklasis
Menggunakan perulangan kata yang sama, tetapi dengan makna yang berlainan.
Klimaks
Pemaparan pikiran atau hal secara berturut-turut dari yang sederhana/kurang penting meningkat kepada hal yang kompleks/lebih penting. Contoh: Baik rakyat kecil, kalangan menengah, maupun kalangan atas berbondong-bondong menuju ke TPS untuk memenuhi hak suara mereka.
Antiklimaks
Pemaparan pikiran atau hal secara berturut-turut dari yang kompleks/lebih penting menurun kepada hal yang sederhana/kurang penting.
Inversi
Menyebutkan terlebih dahulu predikat dalam suatu kalimat sebelum subjeknya. Contoh: Dikejar oleh Anna kupu-kupu itu dengan begitu gembira.
Retoris
Ungkapan pertanyaan yang jawabannya telah terkandung di dalam pertanyaan tersebut.
Elipsis
Penghilangan satu atau beberapa unsur kalimat, yang dalam susunan normal unsur tersebut seharusnya ada.
Koreksio
Ungkapan dengan menyebutkan hal-hal yang dianggap keliru atau kurang tepat, kemudian disebutkan maksud yang sesungguhnya.
Polisindenton
Pengungkapan suatu kalimat atau wacana, dihubungkan dengan kata penghubung.
Asindeton
Pengungkapan suatu kalimat atau wacana tanpa kata penghubung.
Interupsi
Ungkapan berupa penyisipan keterangan tambahan di antara unsur-unsur kalimat.
Eksklamasio
Ungkapan dengan menggunakan kata-kata seru.
Enumerasio
Ungkapan penegasan berupa penguraian bagian demi bagian suatu keseluruhan.
Preterito
Ungkapan penegasan dengan cara menyembunyikan maksud yang sebenarnya.
Alonim
Penggunaan varian dari nama untuk menegaskan.
Kolokasi
Asosiasi tetap antara suatu kata dengan kata lain yang berdampingan dalam kalimat.
Silepsis
Penggunaan satu kata yang mempunyai lebih dari satu makna dan yang berfungsi dalam lebih dari satu konstruksi sintaksis.
Zeugma
Silepsi dengan menggunakan kata yang tidak logis dan tidak gramatis untuk konstruksi sintaksis yang kedua, sehingga menjadi kalimat yang rancu. Contoh: Perlu saya ingatkan, Kakek saya itu peramah dan juga pemarah.
4. Majas Pertentangan
ParadoksPengungkapan dengan menyatakan dua hal yang seolah-olah bertentangan, namun sebenarnya keduanya benar.
Oksimoron
Paradoks dalam satu frasa.
Antitesis
Pengungkapan dengan menggunakan kata-kata yang berlawanan arti satu dengan yang lainnya.
Kontradiksi interminus
Pernyataan yang bersifat menyangkal yang telah disebutkan pada bagian sebelumnya.
Anakronisme
Ungkapan yang mengandung ketidaksesuaian dengan antara peristiwa dengan waktunya
Demikian informasi dari Ruang Pintar seputar 4 Jenis Majas dan Penjelasannya, Semoga Bermanfaat